Halo pemirsa! Wall Street kembali dibuka dengan penurunan setelah akhir pekan yang panjang. Oleh karena itu, kerugian yang dimulai di akhir Agustus berlanjut di bulan September. Dalam sesi Asia, bursa untuk indeks saham utama AS memerah. Pasar saham Asia mengikuti. Saat bursa saham dicengkeram oleh sentimen bearish, apa yang terjadi di Forex? Tonton ulasan video kami dan cari tahu! Mari kita mulai!
Menurut dana berjangka Fed, ekspektasi kenaikan suku bunga 75 basis poin oleh Fed telah meningkat secara signifikan. Investor memperkirakan kenaikan suku bunga yang tajam meskipun Indeks PMI Jasa yang kuat.

Indeks naik pada bulan Agustus, sementara kemacetan rantai pasokan dan tekanan inflasi mereda. Indeks naik menjadi 56,9 pada Agustus dari 56,7 bulan sebelumnya. Ini adalah kabar baik bagi ekonomi AS karena menandakan kemungkinan resesi yang lebih rendah. Ini juga menandai pengetatan agresif lebih lanjut.

Saat ini, ketika menilai laporan, investor merenungkan dampak potensialnya terhadap kebijakan moneter The Fed. Namun, tidak masuk akal karena regulator telah berulang kali menyatakan bahwa prioritas utamanya adalah mengendalikan inflasi. Bahkan siap memperlambat pertumbuhan ekonomi dan risiko resesi.

Akibatnya, ketidakpastian kenaikan suku bunga pada September meningkat. Pada gilirannya, ini memicu volatilitas, yang merupakan bullish untuk greenback.

Saat ini, faktor internal dan eksternal mendorong permintaan dolar AS. Pertama-tama, naik di tengah data IMP Jasa yang optimis dan ekspektasi kenaikan suku bunga agresif lainnya. Selain itu, naik di tengah penghindaran risiko dan melemahnya saingan. Penggerak lain untuk dolar AS adalah jatuhnya yuan ke level terendah Juli 2020.

Dolar AS adalah raja sejati di Forex hari ini. Ini menekan rekan-rekannya di tengah sikap hawkish Fed dan ketahanan ekonomi AS dibandingkan dengan negara lain. Ini telah mencatat kinerja terbaiknya selama 10 tahun terakhir. Indeks dolar AS telah melonjak sekitar 15% sejak awal tahun, mendekati level tertinggi baru di 110,55.

Selama sesi Asia, dolar AS trading tidak jauh dari level tinggi kemarin dalam kisaran 110,19-110,69. Analis mencatat bahwa dari ketinggian hari ini dari 110,34 dan, setidaknya hingga akhir tahun, dolar AS akan terus naik di sepanjang wilayah.

Pasangan dolar/yen juga melonjak ke level tertinggi baru di 24. Saat ini sedang bergerak ke atas. Yen telah kehilangan seperlima nilainya sejak awal tahun. Setiap rebound signifikan harus dianggap sebagai peluang beli.

Dolar AS naik lebih tinggi terhadap yen di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi Treasury AS. Yen sangat sensitif terhadap perubahan imbal hasil Treasury AS. Pada saat yang sama, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang mendekati nol karena sikap BoJ yang sangat longgar.

Selama sesi Asia, imbal obligasi 10 tahun AS naik ke level tertinggi sejak 16 Juni. Hari ini, pasangan trading di 144,04. Kemungkinan pasangan akan memasuki koridor harga di 142,73-144,38.

Saat investor mengamati pergerakan tajam yen, dampak negatifnya bagi perekonomian negara semakin memburuk. Contohnya, indeks indikator ekonomi acuan di Jepang turun ke level terendah sejak Februari 2021.

Indeks ini menunjukkan kondisi perekonomian selama beberapa bulan kedepan. Analis sangat khawatir mengenai penurunan tajamnya terhadap letar belakang ketidakpastian global.

Mungkin memburuknya indikator ekonomi karena pergerakan yen, yang Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki sebut sebagai "agak cepat dan sepihak", akan memaksa BoJ untuk turut campur.

Aussie juga kekurangan pengendali yang kuat untuk pergerakan ke atas. Kemarin, RBA menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, menandakan pengetatan lebih lanjut untuk menghentikan kenaikan inflasi. Pemulihan ekonomi sedang berjalan lancar di Australia. Itu juga harus mendukung mata uang nasional.

Namun, penghindaran risiko, penurunan harga minyak, dan tren turun di Wall Street mendorong Aussie turun. Sebagai pengingat, hal ini memiliki korelasi tinggi dengan saham AS. Oleh karena itu, pasangan AUD/USD turun ke 0,6726. Selain itu, China mengatasi penurunan ekonomi. Permintaan untuk komoditas bergerak turun seiring kota-kota di China yang telah menunjukkan lockdown covid baru.

Namun, alasan utama untuk pergerakan turun adalah kenaikan kuat dari greenback. Untuk alasan ini, pasangan bergerak dalam saluran bearish dari 0,6700-0,6741. Terlepas dari itu, pengetatan agresif lebih lanjut oleh bank sentral akan mengurangi permintaan jangka panjang untuk aset risiko.

Itu saja untuk saat ini. Tingkatkan efisiensi trading anda dengan menyaksikan ulasan video kami! Berlangganan ke channel kami dan tetap ikuti perkembangan! Sampai jumpa!

00:00 Intro
00:37 PMI NON-MANUFAKTUR ISM AS
01:07 USDX
02:19 USD/JPY
03:37 AUD/USD
https://www.tradinginsta.com/id/

#berita_forex #asia_sesi #instaforex_tv